Cari Blog Ini

Minggu, 11 Oktober 2020

BANDESA AGUNG NOBATKAN DESA ADAT TANJUNG BENOA SEBAGAI PELOPOR IMPLEMENTASI KOMITMEN PAYUNG SATU LANGIT PEREKONOMIAN ADAT BALI

Dampak Pandemi COVID 19 terhadap perekonomian yang secara langsung meruntuhkan kejayaan industri pariwisata di Bali, merupakan tantangan bagi Desa Adat untuk tetap menjaga eksistensi dan tanggungjawabnya terhadap krama adat tidak terkecuali di bidang ekonomi. Aku 

Hal ini mengemuka dalam kegiatan pembukaan Lumbung Desa Adat Tanjung Benoa yakni Toko Tenten Mart Desa Adat yang dilaksanakan dengan sederhana dan Protokol Kesehatan COVID 19 yang sangat ketat pada Minggu (11/10) bertempat di Toko Tenten Mart Desa Adat Tanjung Benoa 1 , Jalan Pratama Tanjung Benoa. 


Acara yang dihadiri oleh Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra,  Bandesa Madya Kabupaten/Kota dan prajuru desa adat tersebut, menjadi tonggak penting dalam upaya membangun kemandirian di sektor ritel berbasis desa adat melalui pendirian Tenten Mart Desa Adat yang pola distribusi dan pengelolaan dilakukan secara terpusat. 

Dalam sambutannya Bandesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya SE., menyatakan keberadaan Lumbung Desa Adat Tanjung Benoa melalui Toko Tenten Mart Desa Adat adalah untuk melaksanakan amanat Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali khususnya pengelolaan potensi ekonomi desa adat di sektor riil. Tenten Mart Desa Adat yang secara langsung menjadi pusat penyediaan barang kebutuhan krama adat tersebut, sangat dirasakan manfaatnya karena setiap labdha yang diperoleh, akan kembali kepada krama adat Tanjung Benoa sendiri. 

Selain itu, pola kerjasama yang dilakukan dengan Pusat Distribusi Bali Sari Linuwih yang juga dimiliki oleh Desa Adat di Bali secara kolektif, memudahkan Tenten Mart Desa Adat Tanjung Benoa dalam memperoleh barang dagangan serta meminimasi resiko kegagalan dengan pengelolaan manajemen. 

Selain dampak kepada krama adat secara luas, bagi Yowana Desa Adat Tanjung Benoa, keberadaan Tenten Mart Desa Adat Tanjung Benoa juga menjadi laboratorium wirausaha sekaligus tempat berkarir di tengah minimnya lapangan pekerjaan akibat dari dampak pandemi Covid 19. 

"Dalam situasi saat ini, Desa Adat Tanjung Benoa dimana kami sebagai Prajuru yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan pelayanan kepada krama adat, harus mampu memanfaatkan setiap peluang, sekecil apapun, demi kesejahteraan krama adat secara langsung maupun tidak langsung"ungkapnya. 

Labda sebagai benefit dari utsaha Tenten Mart Desa Adat Tanjung Benoa ini, akan didedikasikan untuk mewujudkan Panca Kreta, yakni kesejahteraan kolektif krama desa adat dan desa adat secara berlapis) sekaligus untuk menunjang pelaksanaan Panca Yadnya. 

Hal ini merupakan implementasi dari tagline  _Dari, Oleh dan Untuk Desa Adat_ sebuah upaya untuk menuju kemandirian sekaligus kesejahteraan Desa Adat agar mandiri dan bermartabat. 

Ini adalah salah satu langkah konkret untuk mengurangi beban krama adat yang sudah terseok seok perekonomiannya akibat Pandemi COVID 19. 

Di sisi lain, bagi krama adat secara langsung, program _membership_  juga akan memberikan keuntungan berupa _cashback_ atau  _reward_  transaksi yang bisa langsung dirasakan oleh krama adat yang berbelanja di Tenten Mart Desa Adat Tanjung Benoa. 

Tenten Mart Desa Adat, ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik dari krama adat, krama tamiu dan tamiu yang ikut berbelanja dan memenuhi kebutuhan di Tenten Mart Desa Adat. 

Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet dalam sambramawacana Ida menyampaikan kebahagiaan yang luar biasa karena Desa Adat dalam persfektif menuju Bali Era Baru telah mampu melakukan tindakan nyata di bidang perekonomian khususnya memanfaatkan celah dan peluang pasar captive yang dimiliki oleh Desa Adat. 

Dalam Sambrawacana yang disampaikan Bandesa Agung tersebut, secara khusus Ida menekankan pentingnya  pemberdayaan perekonomian adat,melalui semangat persatuan, _Gilik Saguluk, Para Sparo Sarpana Ya_ sebagai kunci dalam mewujudkan keberlanjutan tata kelola ekonomi adat menuju kemandirian. 

Menariknya, Bandesa Agung yang menobatkan Lumbung Desa Adat Tanjung Benoa sebagai "Pelopor Implementasi Komitmen Payung Satu Langit Perekonomian Adat Bali", mengutip sebuah slogan kuat untuk mendukung Toko Tenten Mart Desa Adat. _Lek yen sing meblanja di Toko Tenten Mart Desa Adat_ _Jengahang Ragane!_

Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, I Gusti Ketut Agung Kartika Jaya Seputra yang turut hadir dan memberikan sambutan juga menyambut baik kiat Desa Adat Tanjung Benoa yang dinilai sejalan dengan tekad kuat Pemerintah Provinsi Bali melalui Bapak Gubernur Bali untuk memajukan, mengembangkan serta meningkat martabat Desa Adat sebagai warisan leluhur Bali yang adiluhung. 

Dalam keterangan tambahan, secara teknis Ida Bagus Widya selaku pimpinan di Bali Sari Linuwih menjelaskan bahwa konsep pemberdayaan _captive market_ di desa adat memiliki peluang yang sangat besar. 

Namun, kunci dari pemanfaatan peluang tersebut adalah ketersediaan barang dan minimasi resiko usaha dengan cara bekerjasama dan mendapatkan pendampingan oleh pihak - pihak yang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam tata kelola utsaha ritel yang sangat rumit, detail dan beresiko gagal jika salah dalam pengurusannya.

 "Keberadaan Bali Sari Linuwih, secara tidak langsung mengambil 80% resiko kegagalan dari pendirian utsaha ritel yang selama ini sering dialami oleh kelompok maupun perorangan Krama Adat Bali" tutupnya.

Kamis, 30 April 2020

BALI SARI LINUWIH, SERAHKAN SUMBANGAN 2000 MASKER MELALUI MAJELIS DESA ADAT PROVINSI BALI

Ida Bagus Widya, Pimpinan Bali Sari Linuwih (Baju Biru) menyerahkan secara simbolis sumbangan Masker kepada Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet di Puri Den Bencingah-Klungkung
Perkembangan kasus COVID 19 di Bali, saat ini mengalami babak baru dengan ditemukannya kasus transmisi lokal di Desa Bondalem dan Banjar Serokadan, Abuan - Susut Bangli. Hal ini tentu saja harus dijawab dengan aksi nyata untuk memastikan penularan tidak semakin meluas dan membahayakan populasi orang Bali, terlebih dengan cepatnya penularan virus yang menyebabkan Pandemi di hampir semua negara di dunia.



Menyikapi hal tersebut, Bali Sari Linuwih sebagai sebuah Utsaha Padruwen Krama Bali menyerahkan sumbangan Masker Non-Medis yang menjadi salah satu kebutuhan kesehatan paling penting dalam memutus mata rantai penyebaran COVID 19 melalui Majelis Desa Adat Propinsi Bali. 



Penyerahan dilakukan di Puri Den Bencingah, Akah - Klungkung, oleh Pimpinan Bali Sari Linuwih, Bapak Ida Bagus Widya didampingi Gde Widhi Budiman dan Kadek Ayu Yuliantini yang langsung diterima oleh Bandesa Agung Majelis Desa Adat Propinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet pada Kamis (30/4) yang didampingi Patajuh Bandesa Agung, DR I Made Wena, I Ketut Madra, SH,MM., dan Patengen Agung Ir. I Gede Arya Sena, M.Kes. 


Penyerahan Masker Non-Medis oleh Bali Sari Linuwih ini, merupakan program tahap 1 dari keseluruhan program Dari, Oleh dan Untuk Desa Adat yang dicanangkan sebagai sebuah sinergitas antara Bali Sari Linuwih dengan Desa Adat di Bali. 


Dalam sambutan Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung menyatakan mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kesadaran Bali Sari Linuwih dalam keikutsertaan untuk berjuang mengatasi pandemi COVID 19. Menurut Ida Pangelingsir Agung, disiplin dalam mengikuti anjuran pemerintah dan menggunakan masker serta rutin mencuci tangan. "Penggunaan Masker setiap saat dan rajin mencuci tangan merupakan hal yang paling penting dalam mengatasi penyebaran virus yang sangat cepat seperti saat ini"tegas Ida Pangelingsir Agung. 


Ida Bagus Widya, Pimpinan Bali Sari Linuwih menyatakan bangga bisa ikut terlibat dalam pengelolaan ekonomi berbasis adat dan sumbangsih 2000 masker merupakan program tahap awal dari keseluruh program sinergitas Dari, Oleh dan Untuk Desa Adat yang dicanangkan. " Kami berpikir, semua orang saat ini punya tanggungjawab untuk menjaga Bali sekaligus menjaga populasi anak Bali, ini harus dilakukan dengan satu gerakan nyata"ungkapnya.

Minggu, 16 Februari 2020

LPD KEDONGANAN KONSISTEN LAKUKAN GEBRAKAN

Setelah Sediakan Krama, Kredit Perumahan Murah, Sekarang Bagikan 8,3 Ton Daging Babi dan 7,5 Ton Beras Organik Kepada Krama Adat Kedonganan

Ribuan Krama Adat Kedonganan
Yang Merupakan Nasabah LPD Kedonganan
Menerima Daging Babi Gratis Dari LPD Kedonganan

Setelah melakukan gebrakan yang sempat viral beberapa waktu lalu dengan program Krura (Kredit Perumahan Krama), LPD Kedonganan di bawah kepemimpinan Ketua LPD, Bapak I Ketut Madra SH., MM., kembali melakukan gebrakan atraktif dengan membagikan 8,5 Ton Be Celeng (Daging Babi) dan 7,5 Ton Beras Organik (Tersertifikat) kepada Krama Adat Kedonganan.

Dalam sambutannya, Ketut Madra, yang juga Patajuh Bandesa Agung Bidang Ekonomi Majelis Desa Adat Propinsi Bali, menyampaikan, acara pembagian Daging Babi  ini sudah berjalan ke 13 kalinya dan untuk pelaksanaan di Tahun 2020, selain Daging Babi dibagikan juga Beras Organik tersertifikat sejumlah 7,5 Ton kepada Krama Adat Kedonganan.

Lebih jauh, Ketut Madra menyampaikan saat ini LPD Kedonganan sudah bisa mencapai aset  Rp. 412 Milyar dengan labda (keuntungan)  sebesar 9 M lebih dan didedikasikan untuk pembangunan ekonomi krama adat Kedonganan.

Melalui visi menjadikan LPD Sehat, Kuat, Tangguh, Bermanfaat serta Berkelanjutan untuk melaksanakan Panca Yadnya serta mewujudkan Panca Kreta, LPD Kedonganan telah membuktikan komitmennya sejak berdiri 30 tahun silam mewujudkan Krama Adat Kedonganan yang sejahtera dengan mendirikan Pasar Tradisional, 24 Resto Ikan Bakar di Pantai Kedonganan serta mendorong ekonomi krama mandiri dengan memberikan dukungan pembiayaan modal kerja. Selain itu, di aspek sosial LPD Kedonganan memastikan pelaksanaan Panca Yadnya dengan Program Beasiswa, Ngaben Massal Gratis dan Piodalan secara berkala.

Di sisi lain, Daging Babi yang dibagikan di tengah merebaknya isu kasus Flu Babi Afrika, tidak hanya menjadi program yang di tunggu oleh Krama Adat Kedonganan, tetapi juga adalah gerakan cerdas untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Bali terhadap daging babi.

Proses pembagian daging babi ini sendiri, menurut Ketua LPD, telah  melalui proses panjang, mulai dari pemeliharaan, pemotongan dan penyimpanan serta pendistribusian diawasi langsung oleh Dokter Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Badung serta Dinas Sosial Kabupaten Badung.

"Proses ini, dilakukan untuk memastikan bahwa Daging Babi aman untuk di konsumsi, ini adalah persembahan kami Krama Adat Kedonganan kepada Masyarakat Bali, bahwa mengonsumsi daging babi aman" tegasnya dalam wawancara terpisah.

Acara seremonial Pembagian Daging Babi Dalam Rangka Hari Raya Galungan dengan Tajuk : Ngiring Sareng Sareng Ngardi LPD Kedonganan, selain dihadiri oleh Bandesa Kedonganan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Badung, Bandesa Agung Majelis Desa Adat Propinsi Bali (keangganin olih Patajuh Bandesa Agung, DR. Made Wena) dan Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Propinsi Bali,  I Gusti Agung Ketut Jaya Seputra.

Dalam sambutannya, Kadis Pemajuan Masyarakat Adat Propinsi Bali memuji langkah hebat LPD Kedonganan yang mampu menjadi LPD  beraset besar dengan  Kategori Sangat Sehat.

"Pembagian Daging Babi ini juga menjadi wujud nyata dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Gubernur No. 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Lokal Bali" pungkasnya. (AN)