Suasana dan berita yang beredar setelah aksi
terorisme di Surabaya, tampaknya di manfaatkan oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab untuk menyebarkan berita Hoax. Salah satunya adalah berita
yang beredar di Grup Whatsapp dan Facebook tentang larangan dari pihak BIN,
Densus 88 dan POLRI untuk mengunjungi beberapa mall di Jakarta, Surabaya dan
Bali . Di Bali sendiri sedikitnya ada 7 mall dan gerai yang disebutkan dalam
berita Hoax tersebut.
APRINDO BALI dalam satu kesempatan koordinasi bersama anggota |
Menanggapi hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (DPD APRINDO) Propinsi Bali melalui Sekretaris,
I Made Abdi Negara menegaskan bahwa berita tersebut seratus persen adalah Hoax.
“Kami tegaskan bahwa semua berita tersebut adalah Hoax”tegasnya.
Menurut Abdi, seusai rakor terbatas pengurus inti
DPD APRINDO BALI pada Senin (14/5) bertempat di Renon-Denpasar menyatakan,
penyebaran berita Hoax ini sangat merugikan citra keamanan di Bali, termasuk
secara khusus adalah pelaku usaha ritel di Bali. “Di pemberitaan media, sudah
ada 5 negara yang mengeluarkan Travel Advisory, dan masyarakat menjadi takut
berkunjung ke pusat perbelanjaan karena berita Hoax, ini tentu saja akan
merugikan kita semua”imbuhnya.
Pihaknya mengajak semua komponen masyarakat untuk
memerangi peredaran berita Hoax yang akhirnya akan merugikan semua. “Kami
sangat yakin dan percaya Kepolisian dengan komponen keamanan terkait pasti
melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga keamanan masyarakat terutama
di obyek vital, jadi kami tegaskan bahwa kita tidak boleh terhasut oleh berita
hoax seperti ini”imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD APRINDO
BALI, Agra Putra. Menurut pengusaha yang akrab di sapa Gung Agra tersebut,
penyebaran berita Hoax menyangkut terorisme dan terutama menyangkut gerai dan
mall agar segera dihentikan. Masyarakat juga dihimbau agar tidak takut datang
dan berbelanja di mall serta pusat perbelanjaan. “Ketakutan adalah tujuan utama
teror, penting bagi kita untuk mempercayakan keamanan kepada Kepolisian dan
masyarakat tidak usaha takut untuk datang dan berkunjung di pusat perbelanjaan
dan outlet ritel di Bali”tegasnya.
Disisi lain, pihaknya juga menghimbau agar
pengelola pusat perbelanjaan dan gerai ritel besar melakukan langkah pengamanan
dan penjagaan ektra sehingga pelanggan yang datang berkunjung merasa aman dan
nyaman. “Salah satu standar yang bisa dilakukan adalah berkoordinasi dengan
petugas kepolisian untuk meminta bantuan keamanan dan melakukan proses check
barang bawaan pelanggan sesuai prosedur standar”jelasnya.
Agra juga mengakui pihaknya aktif berkoordinasi
dengan stakeholder terkait termasuk Kepolisian serta terus membangun komunikasi
dengan anggota untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. “Intinya
kita harus tetap waspada, tanpa juga memperkeruh suasana dan merusak tatanan
kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun dan damai”ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar