I Made Abdi Negara (kiri) bersama I Wayan Suantika (kanan) |
Oleh : I Made Abdi Negara (Direktur Bali Business Network)
Perkembangan dunia digital dengan semakin mudah dan murahnya mengakses internet, memberikan konsekuensi positif bagi perkembangan enterpreneur baru. Kerap kita mendapatkan berbagai penawaran produk di timeline kita, mulai dari yang menawarkan buah segar, sampai barang-barang impor yang membuat kita merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mendapatkannya.
So, kondisi ini memang sejalan dengan data yang terupdate tentang jumlah pengguna internet di Indonesia. Tahun 2017, diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 112 juta orang. Di sisi lain jumlah transaksi yang melibatkan internet baik melalui e commerce dan perorangan terus meningkat. Di Tahun 2015, diperkirakan transaksi melalui media internet mencapai Rp. 130 Triliun, hal ini tentu melonjak tajam di tahun 2018 dengan perkiraan pertambahan pengguna internet bertumbuh 10 juta pengguna baru per tahun.
Nah, mencermati data diatas, tentu kita dihadapkan pada 2 (dua) pilihan. Kita mau ikut menjadi bagian generasi yang menikmati teknologi sebagai pintu masuk untuk menjadi enterpreneur atau kita hanya akan menjadi penikmat dari tontonan menarik yang akan terus berkembang menjadi trend menarik di masa - masa mendatang.
Kita berdecak kagum pada sebuah fenomena dan catatan sejarah yang ditorehkan oleh Alibaba yang berhasil mencetak penjualan Rp. 147 Triliun dalam waktu 1 jam. Satu penjualan fantastis yang menempatkan Alibaba di puncak tangga perusahaan paling berpengaruh di Asia, dimulai dari kecerdasan praktis bagaimana mewujudkan ide menjadi sebuah gagasan bisnis, mempengaruhi orang orang untuk melihat peluangnya di masa depan, hingga kemudian terus bertumbuh sampai pada rekor-rekor yang ditorehkan saat ini.
Kecerdasan Praktis inilah yang kemudian menjadi sebuah isu penting dalam kontepelasi berkembangnya hasrat menjadi enterprenur maupun intrapreneur di kalangan anak-anak muda saat ini. Sebuah ide yang sangat bagus, terkadang harus menguap karena si empu ide tidak mampu menuangkan ke dalam sebuah proposal bisnis yang menarik, demikian seterusnya hingga akhirnya ide tersebut hilang.
Belum lagi kecerdasan lain seperti misalnya teknik berbicara untuk menarik perhatian, teknik komunikasi non verbal bahkan teknik negosiasi, masih menjadi barang langka yang jauh dari jangkauan para pemimpi "passive income" ala Robert T Kiyosaki.
Bagaimana cara menguasai kecerdasan praktis?
Pribadi yang optimis akan bertanya pada diri mereka sendiri dan berakhir pada sebuah solusi yang diberikan untuk mereka sendiri. Berbeda dengan pribadi yang pesimis, dia akan memunculkan masalah untuk bisa mencari alasan lari tanpa solusi.
Kecerdasan Praktis berhubungan erat dengan pengalaman (experience) dan latihan (training). Perusahaan yang sedang bertumbuh adalah sekolah terbaik dalam hal mencari pengalaman dan latihan diatas. Namun, tidak jarang juga hal ini disediakan oleh berbagai interaksi dan keikutsertaan kita pada organisasi dan atau forum forum edukasi baik yang berbayar maupun yang bisa diikuti cuma-cuma.
Setelah itu, yang dilakukan adalah latihan dan latihan, karena tanpa dilatih maka sehebat apapun kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki hanya akan sia - sia belaka.
Salam Network !
Nah, mencermati data diatas, tentu kita dihadapkan pada 2 (dua) pilihan. Kita mau ikut menjadi bagian generasi yang menikmati teknologi sebagai pintu masuk untuk menjadi enterpreneur atau kita hanya akan menjadi penikmat dari tontonan menarik yang akan terus berkembang menjadi trend menarik di masa - masa mendatang.
Kita berdecak kagum pada sebuah fenomena dan catatan sejarah yang ditorehkan oleh Alibaba yang berhasil mencetak penjualan Rp. 147 Triliun dalam waktu 1 jam. Satu penjualan fantastis yang menempatkan Alibaba di puncak tangga perusahaan paling berpengaruh di Asia, dimulai dari kecerdasan praktis bagaimana mewujudkan ide menjadi sebuah gagasan bisnis, mempengaruhi orang orang untuk melihat peluangnya di masa depan, hingga kemudian terus bertumbuh sampai pada rekor-rekor yang ditorehkan saat ini.
Kecerdasan Praktis inilah yang kemudian menjadi sebuah isu penting dalam kontepelasi berkembangnya hasrat menjadi enterprenur maupun intrapreneur di kalangan anak-anak muda saat ini. Sebuah ide yang sangat bagus, terkadang harus menguap karena si empu ide tidak mampu menuangkan ke dalam sebuah proposal bisnis yang menarik, demikian seterusnya hingga akhirnya ide tersebut hilang.
Belum lagi kecerdasan lain seperti misalnya teknik berbicara untuk menarik perhatian, teknik komunikasi non verbal bahkan teknik negosiasi, masih menjadi barang langka yang jauh dari jangkauan para pemimpi "passive income" ala Robert T Kiyosaki.
Bagaimana cara menguasai kecerdasan praktis?
Pribadi yang optimis akan bertanya pada diri mereka sendiri dan berakhir pada sebuah solusi yang diberikan untuk mereka sendiri. Berbeda dengan pribadi yang pesimis, dia akan memunculkan masalah untuk bisa mencari alasan lari tanpa solusi.
Kecerdasan Praktis berhubungan erat dengan pengalaman (experience) dan latihan (training). Perusahaan yang sedang bertumbuh adalah sekolah terbaik dalam hal mencari pengalaman dan latihan diatas. Namun, tidak jarang juga hal ini disediakan oleh berbagai interaksi dan keikutsertaan kita pada organisasi dan atau forum forum edukasi baik yang berbayar maupun yang bisa diikuti cuma-cuma.
Setelah itu, yang dilakukan adalah latihan dan latihan, karena tanpa dilatih maka sehebat apapun kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki hanya akan sia - sia belaka.
Salam Network !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar